MAKALAH
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD)”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: MKPBM I
Dosen Pembimbing: Luluk Faridah, M.Pd.
Oleh:
Farida
Dwi Cahya (13311588)
Lailatul
Khoiroh (13311600)
(Kelas
III A Pagi)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
MATEMATIKA
UNIVERSITAS
ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division)”.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah MKPBM I semester ganjil.
Dalam penyusunan makalah ini kami
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1.
Ibu Luluk Faridah, M.Pd. selaku dosen
pembimbing mata kuliah MKPBM I
2.
Rekan-rekan satu kelompok yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan,
bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah
MKPBM I guna menjadi acuan dalam pembuatan makalah agar lebih baik lagi.
Lamongan,
4 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan
masalah............................................................................................... 3
C. Tujuan................................................................................................................. 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............................................... 4
B. Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD........................................... 6
C. Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................................... 6
D. Keunggulan
dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................. 8
BAB
III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................. 10
B. Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................... 12
LAMPIRAN................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kegiatan belajar matematika akan efektif
apabila tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai dengan baik. Guru
harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar yang cocok,
menerapkan strategi serta menciptakan suasana yang mendukung pada
proses belajar mengajar.
Guru harus tepat dalam memilih metode dan
strategi pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi tentu akan kesulitan
di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang mengerti atau
mamahami tentang materi yang disampaikan sehingga siswa menjadi malas
untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
Selama ini pembelajaran yang diterapkan di
sekolah adalah pembelajaran secara konvensional, pembelajaran ini
cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif dibanding peran siswa.
Sehingga dalam hal ini, siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam
proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu
digunakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta
dapat saling mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya.
Model pembelajaran kooperatif yaitu
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari suku atau
ras yang berbeda jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan,
kemampuan tinggi, rendah dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang,
keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak
yang lemah akan mendapat bantuan dari yang lebih pandai dan sebaliknya,
anak yang pandai akan dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan
materi pada temannya yang kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model
pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe yang lebih sederhana
dibandingkan tipe–tipe yang lain.
Interaksi sosial yang terjadi dalam
kelompok-kelompok akan dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna.
Jadi materi pelajaran yang dipelajari siswa lebih mendalam dan meningkatkan
minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di dalam
pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah banyak terdengar keluhan
bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan penuh misteri.
Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika.
Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan
matematika, mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan
setiap soal-soal matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif
terhadap matematika. Masalahnya yang terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih
banyak dari pada persepsi positifnya
Dari pernyataan di atas guru hendaknya
memilih dan menggunakan pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga proses pembelajaran
matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran matematika,
penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.
Bangun ruang merupakan salah satu
materi pokok dalam pelajaran matematika. Materi tersebut dipilih dengan alasan
bahwa konsep bangun ruang lebih khususnya limas sulit dipahami siswa. Agar
siswa ikut aktif dalam belajar matematika, maka diperlukan pendekatan
pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga
materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh siswa
tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Bagaimana
karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3. Bagaimana
langkah-langakah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?
4. Apa
kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD
2. Memahami
karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD
3. Mengetahui
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD
4. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Student Teams Achievement Division
(STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan
pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode
pembelajaran kooperatif yang efektif.
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin
dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD
(Student Teams Achievement Division)
merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model
ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam pelajaran matematika,
IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah
dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
yang beranggotakan empat atau lima orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin,
dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa memastikan bahwa
semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua
siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu
mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa
diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh
sebelumnya, dan setiap nilai diberikan hadiah berdasarkan seberapa tinggi nilai
itu melampaui nilai mereka sebelumnya, nilai-nilai dijumlah untuk mendapat
nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa
mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya.
Keseluruhan aktivitas itu, mulai paparan
guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya memerlukan tiga sampai lima kali
pertemuan kelas. STAD adalah paling tepat untuk mengajarkan materi-materi
pelajaran ilmu pasti seperti perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan
bahasa dan mekanika, geografi dan keterampilan perpetaan, dan konsep-konsep
sains lainnya.
Lebih jauh lagi Slavin memaparkan bahwa gagasan
utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu
satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa
menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok
mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok
untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma belajar itu penting,
berharga dan menyenangkan. Para siswa di berikan waktu untuk bekerja sama
setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika
menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus mengusai materi itu (tanggung
jawab perseorangan).
Para siswa mungkin bekerja berpasangan dan
bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama
lain, mereka bisa mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk memecahkan masalah
itu, atau mereka bisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang
mereka pelajari itu. Mereka mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebihan
dan kekurangan mereka untuk membantu agar bisa berhasil menjalani tes. Karena
skor kelompok berdasarkan pada kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai
sebelumnya (kesempatan yang sama untuk berhasil), siapapun dapat menjadi
“bintang” dalam satu minggu itu, karena nilainya lebih baik dari sebelumnya
atau karena nilainya dianggap sempurna sehingga selalu menghasilkan nilai yang
maksimal tanpa mempertimbangkan nilai rata-rata siswa sebelumnya.
B.
Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki
beberapa karakteristik diantaranya yaitu:
·
Penyampaian materi yang dilakukan oleh guru
kepada siswa
·
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 4 atau 5 orang disetiap kelompoknya. Setiap individu dalam
kelompok memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda
·
Setiap individu dalam kelompok saling membantu
dalam menguasai materi yang telah disampaikan
·
Pemberian kuis oleh guru, dimana tiap siswa
tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam kuis
·
Penentuan nilai hasil kerja kelompok yang
diambil dari jumlah nilai setiap siswa dalam kelompok
C.
Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Penyajian Materi dan Motivasi
Penyajian
kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara langsung. Penyajian
difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Selain itu guru juga
memberikan motivasi kepada siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
2.
Pembagian Kelompok
Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang mengutamakan
keragaman dalam prestasi, kemampuan, jenis kelamin, serta ras. Selama belajar
kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru
dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.
3.
Kegiatan Belajar
dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang
telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi siswa. Selama
tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan
bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
4.
Kuis
(Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar
melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan
penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa
diberikan kursi secara individual dan tidak diperbolehkan bekerja sama. Ini dilakukan
untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri
sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
5.
Skor
Kemajuan dan Perkembangan Individu
Skor perkembangan indvidu diperoleh
dari perbandingan antara skor awal sebelum dilakukan pembelajaran dengan skor
yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan pembelajaran tipe STAD.
Tabel
penghitungan perkembangan skor individu:
No
|
Nilai
Test
|
Skor
Perkembangan
|
1
|
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar |
0 Poin
|
2
|
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
|
10 Poin
|
3
|
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor
dasar
|
20 Poin
|
4
|
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
|
30 Poin
|
5
|
Pekerjaan sempurna (tanpa melihat skor
awal)
|
30 Poin
|
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru
memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan rentang 0-100.
No
|
Rata-rata
Tim
|
Kualifikasi
|
1
|
0
– 15
|
_
|
2
|
16
– 19
|
Tim
yang baik (good team)
|
3
|
20
– 24
|
Tim
yang baik sekali (great team)
|
4
|
25
– 30
|
Tim
yang istimewa (super team)
|
(Nur, 2011: 36)
Selanjutnya
menghitung skor kelompok dengan cara menjumlah skor masing-masing anggota
kelompok, dan menentukan rata-rata kelompok. Langkah terakhir pemberian penghargaan
atau hadiah untuk kelompok dengan skor tertinggi.
D.
Keunggulan
dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
v Kelebihan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, yaitu:
1. Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai suatu masalah.
3.
Dapat
mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
4. Para siswa lebih aktif bergabung
dalam pelajaran dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
5. Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,
menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain
v Kekurangan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1. Jika
ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur
dan mengangkat tempat duduk
2. Karena
jumlah siswa yang banyak, maka guru kurang maksimal dalam mengamati kegiatan belajar kelompok secara bergantian
3. Guru
dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan
pembelajaran yang dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa, menentukan
perubahan belajar
4. Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran kooperatif adalah
setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda.
Pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
Pada intinya konsep dari model
pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja
dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut.
Model
pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat mendorong
peningkatan mutu pendidikan.
- Saran
Diharapkan
guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilan proses dan
keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan
dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Agar
pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru
membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua
konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode
atau pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan.
Pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan
prestasi dan keaktifan siswa belajar pada pokok bahasan menghitung
permukaan limas.
Untuk
menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis, guru diharapkan
memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.
DAFTAR
PUSTAKA
Rusman. 2011.
Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiyono, Budi Usodo & Yemi Kuswardi. 2012. Model, Media dan Evaluasi Pembelajaran Matematika. Surakarta:
UNS
Lie, A. 2012. Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang- ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.