Rabu, 30 September 2015

Prosa

Dunia yang Belum Pernah Terlihat












Seorang bayi mencoba keluar dari singgasananya yang hangat. Menjajaki langkah menyusuri hutan yang luas. Seolah tidak perduli dengan bahaya, ia tetap merangkak dengan senyum yang terkembang diwajahnya. Tidak takut dengan dunia yang belum dikenalnya sekalipun. Sesekali meringis karena kaki yang tidak beralas tergores ranting-ranting yang gugur berserakan. Namun tidak pernah membuatnya merajuk. Seakan melupakan jati dirinya yang asli, dengan baju dan tubuh yang mulai kotor, dia tetap menikmati petualangannya. Tak ingatkah dia, padahal biasanya dia hanya bisa merengek, mengadu pada sang ibu untuk digendong dan diberi susu. Menangis menjerit-jerit ketika keinginannya tidak dipenuhi, benar-benar bayi yang polos. Dan saat ini seperti bukan dirinya, dia memanjat pohon mencoba menangkap seekor kumbang yang asing baginya. Begitu beraninya dia. Tanpa bekal apapun dia berhasil membawa harta karun sebuah memori yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.




Contoh Makalah STAD

MAKALAH
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
 “MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)”










Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: MKPBM I
Dosen Pembimbing: Luluk Faridah, M.Pd.
Oleh:
Farida Dwi Cahya                   (13311588)
Lailatul Khoiroh            (13311600)
(Kelas III A Pagi)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2014


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division)”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah MKPBM I semester ganjil.
            Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Ibu Luluk Faridah, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah MKPBM I
2.      Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah MKPBM I guna menjadi acuan dalam pembuatan makalah agar lebih baik lagi.



Lamongan, 4 Oktober 2014

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.................................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah............................................................................................... 3
C.     Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............................................... 4
B.     Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD........................................... 6
C.     Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................................... 6
D.    Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................. 8
BAB III PENUTUP                              
A.    Simpulan............................................................................................................. 10
B.     Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
LAMPIRAN................................................................................................................... 13





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Kegiatan belajar matematika akan efektif apabila tujuan pembelajaran matematika  dapat dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar yang cocok, menerapkan strategi serta  menciptakan  suasana yang mendukung pada proses belajar mengajar.
      Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi tentu akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang mengerti atau mamahami tentang materi yang disampaikan sehingga  siswa menjadi malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
      Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran  secara konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif dibanding peran siswa. Sehingga dalam hal ini, siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya.
      Model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak yang lemah akan mendapat bantuan dari yang lebih pandai  dan sebaliknya, anak yang pandai akan dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya yang kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe yang lebih sederhana dibandingkan tipe–tipe yang lain.
      Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Jadi materi pelajaran yang dipelajari siswa lebih mendalam dan meningkatkan minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa.
      Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika. Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika, mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap matematika. Masalahnya yang terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih banyak dari pada persepsi positifnya
      Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran matematika, penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.
      Bangun ruang  merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran matematika. Materi tersebut dipilih dengan alasan bahwa konsep bangun ruang lebih khususnya limas sulit dipahami siswa. Agar siswa ikut aktif dalam belajar matematika, maka diperlukan pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh siswa tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2.      Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3.      Bagaimana langkah-langakah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?
4.      Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.      Memahami karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.      Mengetahui langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD
4.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD




















BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
     Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
     Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
     Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan setiap nilai diberikan hadiah berdasarkan seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya, nilai-nilai dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya.
     Keseluruhan aktivitas itu, mulai paparan guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya memerlukan tiga sampai lima kali pertemuan kelas. STAD adalah paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti seperti perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan mekanika, geografi dan keterampilan perpetaan, dan konsep-konsep sains lainnya.
     Lebih jauh lagi Slavin memaparkan bahwa gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa di berikan waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus mengusai materi itu  (tanggung jawab perseorangan).
     Para siswa mungkin bekerja berpasangan dan bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain, mereka bisa mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk memecahkan masalah itu, atau mereka bisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari itu. Mereka mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebihan dan kekurangan mereka untuk membantu agar bisa berhasil menjalani tes. Karena skor kelompok berdasarkan pada kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai sebelumnya (kesempatan yang sama untuk berhasil), siapapun dapat menjadi “bintang” dalam satu minggu itu, karena nilainya lebih baik dari sebelumnya atau karena nilainya dianggap sempurna sehingga selalu menghasilkan nilai yang maksimal tanpa mempertimbangkan nilai rata-rata siswa sebelumnya.



B.     Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
      Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu:
·         Penyampaian materi yang dilakukan oleh guru kepada siswa
·         Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang disetiap kelompoknya. Setiap individu dalam kelompok memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda
·         Setiap individu dalam kelompok saling membantu dalam menguasai materi yang telah disampaikan
·         Pemberian kuis oleh guru, dimana tiap siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam kuis
·         Penentuan nilai hasil kerja kelompok yang diambil dari jumlah nilai setiap siswa dalam kelompok

C.    Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.      Penyajian Materi dan Motivasi
            Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara langsung. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
2.      Pembagian Kelompok
            Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang mengutamakan keragaman dalam prestasi, kemampuan, jenis kelamin, serta ras. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.
3.      Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
            Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi siswa. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
4.      Kuis (Evaluasi)
            Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari  dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak diperbolehkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
5.      Skor Kemajuan dan Perkembangan Individu
            Skor perkembangan indvidu diperoleh dari perbandingan antara skor awal sebelum dilakukan pembelajaran dengan skor yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan pembelajaran tipe STAD.
Tabel penghitungan perkembangan skor individu:
No
Nilai Test
Skor Perkembangan
1
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
0 Poin
2
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
10 Poin
3
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar
20 Poin
4
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
30 Poin
5
Pekerjaan sempurna (tanpa melihat skor awal)
30 Poin


6.   Penghargaan prestasi tim
            Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan rentang 0-100.

No
Rata-rata Tim
Kualifikasi
1
0 – 15
_
2
16 – 19
Tim yang baik (good team)
3
20 – 24
Tim yang baik sekali (great team)
4
25 – 30
Tim yang istimewa (super team)
(Nur, 2011: 36)
Selanjutnya menghitung skor kelompok dengan cara menjumlah skor masing-masing anggota kelompok, dan menentukan rata-rata kelompok. Langkah terakhir pemberian penghargaan atau hadiah untuk kelompok dengan skor tertinggi.


D.    Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

v  Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
3.      Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
4.      Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
5.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain

v  Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1.      Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk
2.      Karena jumlah siswa yang banyak, maka guru kurang maksimal dalam mengamati  kegiatan belajar kelompok secara bergantian
3.      Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa, menentukan perubahan belajar
4.      Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum











BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
            Pembelajaran kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
            Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
            Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
            Model pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan.
  1. Saran
            Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilan proses dan keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
      Agar pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan.
            Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi dan keaktifan  siswa belajar pada pokok bahasan menghitung permukaan limas.
            Untuk menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis, guru diharapkan memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.

















DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaisme        Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiyono, Budi Usodo & Yemi Kuswardi. 2012. Model, Media dan Evaluasi        Pembelajaran Matematika. Surakarta: UNS
Lie, A. 2012. Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang- ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.